Pemilihan kepala daerah menjadi menarik jika dikemas dengan logo atau maskot yang mengena hati masyarakat.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Temanggung secara resmi meluncurkan tagline Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2024 dan Maskot Si Kopi.
Peluncuran tersebut digelar di Alun-Alun Temanggung, Sabtu (1/6/2024) malam, beberapa waktu lalu.
Ketua KPU Temanggung Henry Sofyan Rois mengatakan, Si Kopi merupakan akronim dari Si Konco Pilkada.
Adapun tagline Pilkada adalah “Njo do Nyoblos, Njo do Milih Pemimpine”. Selain itu, juga diperkenalkan jingle Pilkada 2024 yang merupakan karya putra Temanggung.
“Si Kopi itu Si Konco Pilkada, ini bagi masyarakat penyelenggara Pemilu ketika nanti menjadi petugas Pilkada bisa ditemani kopi.
Tapi lebih dari itu, kopi merupakan produk pertanian yang ada di Kabupaten Temanggung, bahkan pernah mengharumkan nama Temanggung di dunia, sehingga kita angkat sebagai maskot,” ujarnya ditemui di sela peluncuran.
Ia berharap, di Pilkada nanti pada tanggal 27 November 2024, tingkat partisipasi pemilih bisa tinggi.
Bahkan selama ini, Pilkada itu tradisinya selalu lebih tinggi dari Pemilu, Pileg maupun Pilpres.
Hal ini disebabkan karena calon-calonnya itu berasal dari Temanggung dan ada kedekatan emosional antara pemilih dengan calonnya.
KPU pun akan terus berupaya meningkatkan tingkat partisipasi, termasuk dengan launching ini sebagai publikasi dan menghadirkan grup musik adal Jogja, yakni Wawes.
Pj. Bupati Hary Agung Prabowo yang hadir bersama Forkopimda mengatakan, peluncuran tagline oleh KPU Temanggung, yang bertema “Njo do Nyoblos, Njo do Milih Pemimpine” .
Mengandung maksud untuk memberikan informasi, penjelasan sebagai bekal kepada para pemilih, bahwa pada hari Rabu, 27 November 2024 dapat memberikan suaranya sesuai hati nurani masing-masing.
“Tentunya dapat memilih pemimpin yang amanah dan dapat mensejahterakan masyarakat. Kedepan siapapun yang terpilih, kami berharap bisa membawa Kabupaten Temanggung lebih maju lagi.
Penyelenggara Pemilu, baik itu KPU dan Bawaslu, semua pihak, baik itu unsur pemerintah, aparat penegak hukum, partai politik, dan semua kekuatan sosial di masyarakat.
Mereka harus terlibat aktiv dalam memberikan pendidikan politik untuk menentukan calon pemimpinnya,” tandasnya